Fairish

Minggu, 11 Desember 2011




Judul                         : Fairish
Penulis                       : Esti Kinasih
Penerbit                     : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit               : Agustus 2004
Jumlah Halaman         : 304 halaman
ISBN                         : 978 - 979 - 22 - 0940 - 2


Sinopsis


Hari ini kelas 3 IPA-5 gempar karena kedatangan seorang murid baru bernama Davidio Daniel Dharmawan atau Davi. Cowok bertubuh jangkung yang ganteng dan keren ini langsung menarik perhatian seluruh isi kelas kecuali cewek mungil dan imut, Fairish atau sering dipanggil Irish.
Davi yang merasa risih karena selalu dikerumuti oleh cewek-cewek itu terpaksa meminta Irish untuk PURA-PURA menjadi “pacarnya”. Irish pun menerima permintaan Davi itu dengan setengah hati (kok setengah hati ya? Kalau saya sih dengan senang hati.. :D ).
Semenjak Davi mengumumkan pada semua orang kalau mereka (Davi dan Irish) pacaran, Irish lalu dimusuhi oleh seluruh teman cewek di kelasnya (biasa dehh, orang-orang sirik :P). Hal itu yang membuat Davi selalu nempel sama Irish kemana-mana. Bahkan kalau Irish lagi ke toilet, Davi pasti nungguin di depan toiletnya, takutnya nanti si cewek mungil itu dihajar sama rombongan cewek-cewek yang nggak terima mereka berdua pacaran…
Konflik mulai datang ketika ada seseorang yang ternyata menyukai si gadis mungil itu. Dia adalah Alfa. Sifatnya sangat berbeda dengan Davi (Davi itu orangnya cuek, dingin, dan rada sombong sedangkan Alfa orangnya ramah, periang, murah senyum dan kocak). Alfa pun terang-terangan menunjukkan rasa cintanya kepada Irish di depan teman-teman sekolah mereka bahkan di depan Davi. Cowok itu tidak tanggung-tanggung memanggil Irish dengan sebutan honey, sweetie, sayang, sweetheart, darling, my lovely girl, my most beautiful flower, dan masih buanyak lagi. Kadang juga Alfa menyanyikan sebuah lagu untuk Irish : “AKU BISA MEMBUATMUUUUU… JATUH CINTA KEPADAKU, MESKI KAU TAK CINTAAAA… KEPADAKUUUUU!” nyanyinya sambil teriak-teriak (emang kocak si Alfa, hahaha… :D). Tapi yang lebih kocak lagi ketika Alfa melihat lengan kiri Davi melingkari pundak Irish, kemudian Alfa bernyanyi: “INGIN KUBUNUH PACARMU!  SAAT DIA PELUK TUBUH INDAHMU!  DI DEPAN TEMAN-TEMANKU!  MAKAN HATI JADINYA… CANTIK!   AKU CEMBURU!”
Lama-kelamaan entah kenapa kok Davi nggak rela kalau Alfa suka sama Irish. Sedikit demi sedikit rahasia masa lalu pun terbongkar. Ternyata Alfa adalah sepupu Melanie. Melanie adalah pacar terdahulu Davi. Melanie meninggal akibat kecelakaan yang menimpanya, lebih tepatnya kecelakaan yang menimpa Davi dan Melanie. Ketika itu mereka berdua sedang bepergian menggunakan sepeda motor menuju kebun teh. Suasana pada waktu itu hujan dan jalanan licin. Motor yang mereka tumpangi melaju seperti angin, dan menerjang pagar pengaman. Melanie terlempar hampir seratus meter dan meninggal di tempat. Hal itulah yang membuat sikap Davi dingin kepada setiap cewek. (bagian ini yang menurut saya sedih L )
Alfa yang mengetahui bahwa hubungan Davi dan Irish hanyalah pura-pura, akhirnya meminta Davi untuk menyerahkan Irish kepadanya. Davi tidak rela menyerahkan Irish kepada Alfa, akhirnya Davi memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada gadis mungil itu. Lewat puisi lah Davi mengungkapkan perasaannya tersebut.

(mau tau puisinya lihat aja di kutipan favorit di bawah ini )




♫ Kutipan Favorit

(ini beberapa kutipan-kutipan dari novel Fairish yang menurut aku keren )


Kecuali berdamai dengan perasaan bersalah itu. Coba melupakan, atau membiarkannya saja dan menerima kenyataan bahwa memang itulah yang sudah terjadi.  Fairish, Hal : 35

Tapi ternyata, membunuh perasaan cinta kepada seseorang yang selalu ada bersama kita sangatlah berat!   Fairish, Hal: 134

Perlahan, ada yang berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang bahkan tanpa dia sadari.
          Berjalan bersamanya, larut dalam tawa dan semua kelakarnya, limbung dalam senyum dan tatap mata. Bahkan saat jari-jari itu meraihnya, satu hal yang kerap terjadi sejak semula, dan satu bisikan kecil di telinga. . . sesuatu di dadanya berdetak lebih cepat dari yang dia duga.
          Dan di saat dia semakin jatuh-bangun untuk tetap ada dalam skenario yang telah mereka tata, Irish malah semakin wajar dan menjalani perannya apa adanya.
          Hampir putus asa, lalu dia teriakkan cintanya ke udara, tapi ternyata. . . menguap sia-sia!
          Fairish, gadis itu, ada di dekatnya, hampir selalu bersamanya, tapi telah menjelma, menjadi apa yang pernah dia minta: angin!
          Dan dia terlambat menyadari. Saat melihatnya dengan hati, dan bukan dengan kepentingan sendiri, baru dia sadar. . . Irish telah ada di seberang lautan!
          Dan prahara itu benar-benar datang. Menggulung bentang cakrawala, memudarkan bianglala, menarik fajar, dan di kejauhan, bergerak perlahan. . . bayang-bayang malam!
          Dan di sinilah dia sekarang. . . terseok menghalangi. . . .
          Ada yang perlahan berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang bahkan tanpa dia sadari.
          Terlalu pelan kesadaran itu datang. Dan saat mata hati terbuka, dia sudah jadi gumpalan!  Fairish, Hal: 139-140
         
Tawa adalah jalan lapang menuju hati.  Fairish, Hal: 143

Dan semanis apapun yang namanya kenangan itu akan tetap Cuma kenangan. Abstrak, dan adanya di belakang!  Fairish, Hal: 206

Doa Irish untuk Davi:
          Tuhanku. . .
          Bicaralah padaku bila aku kesepian
          Bisikkanlah dukungan-Mu bila aku dirundung kecemasan
          Dengarkanlah suaraku bila aku jatuh
          Sudilah menjadi bagiku penghiburan dalam perjalanan
          Tempat bernaung di waktu panas
          Tempat berteduh di kala hujan
          Tongkat penuntun dalam kelelahan
          Dan penolong dalam bahaya
          Semoga aku berhasil
          Mencapai tujuanku
          Sekarang, dan juga nanti
          Pada akhir hidupku.  Fairish, Hal: 255

Angin itu memang terasa. Kadang dia lembut, kadang keras. Malah terkadang terlalu keras. Tapi yang lucu, sekeras apapun yang namanya angin, kita tetep nggak bisa menggenggamnya sedikit pun. Padahal dia bisa ngelempar kita jauh-jauh!  Fairish, Hal: 277

Ini memang bukan jalan yang dilaluinya setengah tahun yang lalu. Gadis yang memeluknya erat di belakang juga bukan gadis yang diantarnya ke pelukan maut kala itu. Tapi inilah yang dilakukannya saat itu.  Fairish, Hal: 296

Berharap semoga saat ini kenangan itu benar-benar tinggal kenangan. Hanya kenangan.  Fairish, Hal : 298

Puisi Davi untuk Irish:
          Aku telah bernyanyi untukmu
          Tapi kau tidak juga menari
          Aku telah menangis di depanmu
          Tapi kau tidak juga mengerti
          Haruskah aku menangis sambil bernyanyi.  Fairish, Hal: 300